Monday, December 14, 2015

Please Wait...



Tutorial Flashing/Install Ulang Semua Jenis Smartphone Android-Flashing Android, atau yang biasa kita dengar yaitu Install Ulang Android. Flashing/Install Ulang Android ini merupakan sebuah tehnik dalam proses install ulang sistem operasi di perangkat android yang berguna untuk memperbaiki atau memperbaharui software bawaan yang mengalami kerusakan. Proses ini biasanya dilakukan ada perangkat android yang sudah menglami bootloop. Selain itu juga flashing/install ulang bisa digunakan untuk mengupgrade ataupun downgrade sistem operasi android, contohnya seperti upgrade Costom Rom, dari yang sudah banyak mengalami biasanya flashing dilakukan karena berbagai macam penyebab seperti tidak normalnya proses pada android. Android yang terjadi bootloop ketika dinyalakan hanya sampai logo saja, itu biasanya karena gagal install costom rom, kehilangan aplikasi bawaan semua itu dapat kita lakukan dengan Flashing/Install Ulang Android.


Jika kalian ingin melakukan Flashing Rom ada persyaratan sebelum melakukannya, diantaranya :
Android anda harus sudah diinstall aplikasi untuk recovery data contoh seperti : ClockworkMod, Arnon_RA, dan lain-lain.
Siapkan juga Costom Rom/Firmware yang nantinya akan di Flashing dan harus memenuhi syarat telah dimodif atau dibuat khusus untuk perangkat smartphone Android anda seperti stock ROM asli bawaa vendor atau costom ROM buatan developer.
Pasang MicroSD di smartphone android berfungsi sebagai tempat sementara pada Costom ROM
Nah jika anda sudah siap, maka kita bisa lanjut ke Tutorial Cara Flashing/Install Ulang Untuk Semua Jenis Android :

Tutorial
1.       Pertama siapkan terlebih dahulu costom ROM yang akan di Flashing. File custom ROM bisa anda dapatkan dengan berbagai tools yang tersedia Source.Android

2.       Setelah file custom ROM sudah didapat lalu pindahkan file pada SD Card, jangan lupa atur dan buat folder untuk penyimpanan file tersebut.

3.       Kemudian matikan Smartphone Android anda lalu masuk ke Recovery Mode

4.       Setelah masuk anda lakukan Backup terlebih dahulu, ROM yang sudah terpasang untuk merestore atau mengembalikan data seperti keadaan semula jika dalam proses flashing nanti gagal.

5.       Selanjutnya lakukan wipe data/reset, wipe cache partition, dan wipe dalvik cache. Dengan cara tersebut sistem operasi di ROM Android anda akan terhapus seluruhnya

6.       Setelah itu anda lakuka Flashing/install ROM. Tentunya masih berada dalam Recovery Mode  dan Instal ZIP from SDcard/ cari flash zip dari SD Card yang sebelumnya sudah anda simpan dan buat folder di SD Card

7.       Untuk mengikuti petunjuk di layar karena fungsi layar sentuh tidak berfungsi keatas dan kebawah anda bisa menekan tombol Volume UP (untuk keatas),  Volume Down (untuk kebawah) dan Home (untuk pilihan YES )

8.       Terakhir hanya restart android anda dengan memilih reboot system now.


Nah begitulah tutorial Cara Flashing/Install Ulang Semua Jenis Smartphone Android, memang terlihat rumit, tetapi jika kita menyimak baik-baik dan mengikuti tutorial dengan baik, pasti akan terasa mudah dan cepat. 

Saturday, December 5, 2015

Lebih Bagus Mana, Paypal Atau Payza?

Lebih Bagus Mana, Paypal Atau Payza? – Sebagai seorang pemula dalam hal bisnis online tentunya masih bingung  mentukan alat transaksi yang akan digunakan. Pasalnya, kita masih asing dengan semuanya. Yang menjadi pertimbangan pula, bahwasanya kita juga tidak tahu kriteria apa yang kita gunakan untuk menentukan yang mana yang lebih baik.

Kalau ditanya bagus atau tidak, baik Paypal maupun Payza keduanya sama-sama bagus. Tapi  yang  namanya bagus tidak bagus, puas tidak puas itu semua relatif. Yang pasti keduanya punya kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Kelebihan Paypal                  
-       Memiliki track record yang baik, aman dan terpercaya
-       Banyak digunakan oleh toko online dan situs jual beli online
-       Fee tiap transaksi cukup kecil
-       Rate jual cukup tinggi

Kekurangan Paypal
-  Terlalu ketat sehingga member banyak terkena suspend jika sedikit  saja melakukan kesalahan karena dianggap melanggar TOS
-    Verifikasi sulit anya dengan kartu kredit atau VCC

Kelebihan Payza
-     Tidak terlalu ketat seperti Paypal, tapi sebenarnya ini juga yang menjadi kelemahan Payza
-    Mudah diverifikasi. Bisa menggunakan rekening bank lokal. Tapi terakhir kali saya mencoba verifikasi dengan rekening ditolak oleh oihak payza, karena selain rekening bank harus menyertakan bukti tagihan telepon atau listrik dan itu harus atas nama sendiri. Sayangnya, tagihan listrik saya masih atas nama orang tua. Dan setelah saya memberi keterangan bahwa saya masih tinggal bersama orang tua, terakhir kali pihak Payza meminta scan Kartu Keluarga. Karena malas dan ribet saya tidak melanjutkan proses verifikasinya.
-       Kelebihan lainnya yaitu ada fitur afiliasi. Jadi, jika ada yang mendaftar Payza melalui link afiliasi kita dan memverifikasi akunnya maka kita akan dapat komisi.

Kekurangan Payza
-       Fee di tiap transaksinya cukup mahal dibanding Paypal
-       Rate jual rendah
-       Tidak sepopuler Paypal, karenanya tidak banyak dipakai oleh toko online

Baiklah, itu dulu postingan saya tentang kelebihan dan kekurang Paypal maupun Payza. Semoga tulisan sederhana ini bisa sedikit memberi wawasan.


Tuesday, December 1, 2015

Tutorial Menomori Halaman (Beda Format dan Beda Posisi)

Artikel ini saya tulis karena ketidak tauan saya Dalam menomori penyusunan karya tulis ilmiah, nomor halaman awal Bab harus terletak pada bagian bawah (footer) tengah halaman, sedangkan nomor halaman berikutnya terletak pada bagian atas (header) pojok kanan halaman. Nah, say kesulitan menomori halaman dengan posisi berbeda ini. Sebetulnya kesulitan ini bisa disiasati dengan cara ‘memecah’ karya tulis tersebut menjadi beberapa file, untuk satu format penomoran yang sama. Contohnya: halaman cover, yang tidak diberi nomor, dibuat satu file; halaman Daftar Isi, yang dinomori dengan angka romawi kecil, dibuat satu file; halaman awal Bab I, yang dinomori dengan angka arab pada bagian footer, dibuat satu file; halaman selanjutnya dari Bab I, yang dinomori dengan angka arab pada bagian header, dibuat satu file. Namun, dengan ‘memecah’ file tersebut, pembuatan dokumen menjadi tidak efisien. Pembuatan daftar isi pun tidak bisa dilakukan secara otomatis jika tidak dalam satu file.

Dan saya putuskan untuk meminta batuan ‘Eyang Google’. Dari beberapa artikel yang ‘Eyang Google’ sodorkan, ada satu artikel yang pas untuk menjawab permintaan saya. 

Lebih rinci saya ceritakan lewat baris-baris di bawah ini.

Ketentuan

1.       Cara penomoran ini dilakukan pada satu file. Bila file masih terpisah-pisah, disatukan terlebih dahulu, tanpa penomoran halaman.

2.       Urutan halaman yang digunakan sebagai contoh, sebagai berikut.

1. Cover.
2. Kata Pengantar.
3. Daftar Isi.
4. Daftar Gambar.
5. Bab I.
6. Bab II.
7. Bab III.
8. Daftar Pustaka.

 Tanda “>” pada langkah-langkah di bawah ini menunjukkan urutan selanjutnya yang harus dilakukan atau diklik.

Tutorial Memberi Nomor Halaman (Beda Format dan Beda Posisi)

 Langkah-langkah memberi nomor halaman dengan format berbeda dan posisi berbeda adalah sebagai berikut.

1. Letakkan kursor di depan huruf paling awal halaman (lihat gambar 1).



2. Klik Page Layout > Breaks > section breaks Next Page (lihat gambar 2).



Setelah itu, secara otomatis, halaman cover akan pindah ke halaman berikutnya, seperti gambar 3.



3. Cara yang sama dilakukan juga pada halaman awal Kata Pengantar, Bab I, Bab II, dan Bab III, seperti pada langkah 1-2 (lihat gambar 4 s.d. 7 di bawah ini, lakukan pada halaman awal saja). Untuk halaman-halaman tersebut, posisi halaman tidak akan pindah setelah Next Page diklik.

Catatan:

·         Bila terdapat halaman lain yang tidak diberi nomor, misalnya halaman pengesahan dan halaman persembahan, maka pada tiap-tiap halaman tersebut diperlakukan sama seperti halaman cover, sesuai langkah 1-2.

·         Halaman Daftar Isi dan halaman lainnya setelah Kata Pengantar, yang dinomori degan angka romawi kecil, tidak perlu diperlakukan seperti Kata Pengantar, karena nomor halaman tersebut nantinya akan berkesinambungan secara otomatis dengan nomor halaman pada Kata Pengantar.









4. Pemberian nomor halaman Kata Pengantar dengan angka romawi kecil, sebagai berikut.

1. Letakkan kursor di depan huruf awal pada halaman Kata Pengantar (lihat gambar 8).



2. Klik Insert > Page Number > Format Page Numbers (lihat gambar 9).



3. Setelah Format Page Numbers diklik, muncul kotak Page Number Format, seperti pada gambar 10



4. Pada Number format, pilih format i, ii, iii, … (gambar 11).



5. Pada Page numbering pastikan Start at terisi dengan i (gambar 12). Lalu klik OK.



6. Klik Insert > Page Number > Bottom of Page > Plain Number 2 (Gambar 13).



7. Selanjutnya akan muncul tampilan seperti pada gambar 14 dan gambar 15, di mana pada kedua halaman (halaman Kata Pengantar dan cover) dinomori.





8. Klik Close Header and Footer atau klik 2 kali pada area di luar footer.

9. Untuk menghilangkan angka pada cover, klik 2 kali area tempat angka berada (area footer) pada cover. Akan muncul tampilan seperti pada gambar 16.



10. Centang kotak Different First Page. Setelah dicentang, secara otomatis angka pada cover akan hilang (lihat gambar 17).



11. Klik Close Header and Footer atau klik 2 kali pada area di luar footer.

Catatan:

Bila terdapat halaman lain yang tidak diberi nomor, misalnya halaman pengesahan dan halaman persembahan, maka nomor halaman dihilangkan dengan cara yang sama seperti menghilangkan nomor halaman pada cover (langkah 4.9-4.11).

12. Di atas halaman cover terdapat halaman kosong (lihat gambar 18), yang muncul setelah langkah 2.



Untuk menghilangkan halaman tersebut, letakkan kursor pada awal halaman kosong (lihat gambar 19), lalu tekan tombol Delete, sehingga secara otomatis halaman cover naik menjadi halaman paling awal.



5. Pemberian nomor halaman Bab I dengan angka 1 dst, sebagai berikut.

1. Klik 2 kali pada nomor halaman awal Bab I (pada contoh terletak pada area footer), sehingga muncul tampilan seperti gambar 20.



2. Klik Link to Previous (ditunjukkan tanda panah pada gambar 20) sampai tidak berwarna kuning! > hapus nomor halaman secara manual > klik Go to Header (lihat tanda panah pada gambar 21).



3. Selanjutnya akan muncul tampilan seperti gambar 22, di mana Link to Previous berwarna kuning.




4. Klik Link to Previous sampai tidak berwarna kuning! > klik Close Header and Footer atau klik 2 kali pada area di luar header.

5. Letakkan kursor di awal halaman Bab I (lihat gambar 23).



6. Klik Insert > Page Number > Format Page Numbers (seperti pada langkah 4.2-4.3).

7. Pada Page Number Format pilih format 1, 2, 3, …. Pada Page numbering pastikan Start at terisi dengan 1 (lihat gambar 24). Lalu klik OK.



8. Klik Insert > Page Number > Top of Page > Plain Number 3 (Gambar 25).



9. Selanjutnya akan muncul tampilan seperti gambar 26.



10. Klik Close Header and Footer (lihat tanda panah pada gambar 26) atau klik 2 kali pada area di luar header.

11. Selanjutnya memindahkan nomor pada halaman awal Bab I, dari atas (header) ke bawah (footer). Klik 2 kali nomor halaman yang akan dipindah posisinya (pada contoh terletak pada area header). Selanjutnya akan muncul tampilan sama seperti gambar 26.

12. Centang kotak Different First Page. Setelah dicentang, secara otomatis angka 1 pada halaman awal Bab I akan hilang dan Link to Previous berwarna kuning (lihat gambar 27).



13. Klik Link to Previous sampai tidak berwarna kuning! > klik Go to Footer. Secara otomatis, kursor akan dibawa ke area footer (lihat gambar 28).



14. Klik Link to Previous sampai tidak berwarna kuning!

15. Klik Home > Paragraph Center (lihat gambar 29).



16. Setelah Paragraph Center diklik, kursor akan dibawa ke posisi tengah. Lalu ketik angka 1.

17. Klik 2 kali pada area di luar footer, sehingga muncul tampilan seperti gambar 30.



6. Pemberian nomor halaman Bab II, sebagai berikut.

1. Dua langkah utama yang dilakukan untuk menomori Bab II adalah sebagai berikut.

o   Pertama, mengubah format penomoran halaman sehingga berkesinambungan dengan nomor halaman Bab I.

o   Kedua, mengubah posisi nomor halaman awal Bab II, dari atas (header) ke bawah (footer).

2. Halaman Bab II diawali dengan angka 1, dengan posisi nomor di area header (lihat gambar 31).



3. Ubah format penomoran halaman Bab II, di mana angka 1 pada halaman awal diganti dengan angka selanjutnya dari nomor halaman akhir Bab I. Halaman akhir Bab I adalah halaman 2. Dengan demikian, format penomoran halaman Bab II harus diawali dengan angka 3. Untuk mengubah format penomoran, letakkan kursor di depan huruf awal pada halaman Bab II (lihat gambar 32).



4. Klik Insert > Page Number > Format Page Numbers (seperti pada langkah 4.2-4.3).

5. Pada Page Number Format pilih format 1, 2, 3, ….

6. Pada Page numbering isi Start at dengan angka 3. Lalu klik OK, sehingga muncul tampilan seperti gambar 33.



7. Ubah posisi nomor halaman awal Bab II, dari atas (header) ke bawah (footer), dengan cara seperti pada langkah 5.11-5.13.

8. Sesuai langkah 5.13, pada tahap klik Go to Footer, secara otomatis, kursor akan dibawa ke area footer, sehingga muncul tampilan seperti gambar 34.



9. Klik Link to Previous sampai tidak berwarna kuning!

10. Ubah angka 1 menjadi angka 3.

11. Klik Close Header and Footer atau klik 2 kali pada area di luar footer, sehingga muncul tampilan seperti gambar 35.



7. Pemberian nomor halaman Bab III, prinsipnya sama seperti pemberian nomor halaman Bab II (langkah 6).

1. Halaman Bab III diawali dengan angka 1, dengan posisi nomor di area header (lihat gambar 36).



2. Halaman terakhir dari Bab II adalah halaman 5. Dengan demikian, format penomoran halaman Bab III harus diawali dengan angka 6. Untuk mengubah format penomoran ini lakukan seperti langkah 6.3-6.6.

3. Sesuai langkah 6.6, pada Page numbering isi Start at dengan angka 6. Lalu klik OK, sehingga muncul tampilan seperti gambar 37.



4. Ubah posisi nomor halaman awal Bab III, dari atas (header) ke bawah (footer), dengan cara seperti pada langkah 5.11-5.13.

5. Sesuai langkah 5.13, pada tahap klik Go to Footer, secara otomatis, kursor akan dibawa ke area footer, sehingga muncul tampilan seperti gambar 38.



6. Klik Link to Previous sampai tidak berwarna kuning!

7. Ubah angka 3 menjadi angka 6.

8. Klik Close Header and Footer atau klik 2 kali pada area di luar footer, sehingga muncul tampilan seperti gambar 39.



8. Penomoran selesai.

Catatan

1. Simulasi penomoran yang dicantumkan pada artikel ini dibuat menggunakan aplikasi Microsoft Office Word 2007. Belum dicoba pada aplikasi Microsoft Office Word versi yang lebih baru (semoga tidak berbeda secara prinsip kerja).

2. Font default pada Microsoft Office Word 2007 dan 2010 adalah Calibri 11 pt, sehingga bila pengaturan font default belum berubah, penomoran halaman secara otomatis akan menggunakan jenis font Calibri dengan ukuran 11 pt. Untuk mengubahnya menjadi font Times New Roman 12 pt, atau font lainnya, lakukan sama seperti mengubah font pada teks di luar header/footer.

3. Pengaturan nomor halaman Bab II dan Bab berikutnya dimulai dari angka tertentu (tidak berkesinambungan secara otomatis dengan halaman sebelumnya). Karena itu, bila file yang telah dinomori dengan format berbeda dan posisi berbeda, namun dalam perjalanannya ada perubahan yang menyebabkan jumlah halaman berubah, maka pengaturan halaman Bab II dan Bab berikutnya harus disesuaikan kembali. Misalnya, Bab I (pada contoh), jumlah halaman berubah menjadi 3, maka pengaturan halaman Bab II perlu disesuaikan, tidak lagi diawali dengan angka 3 tetapi angka 4.

Demikianlah ‘sekelumit’ kisah penomoran halaman. Semoga tidak menciptakan kernyit.